(下)SURAT KETUJUHBELAS (第十七封来信)(31)
Sebagian besar foto yang menyusul juga merupakan foto selinap yang mencatat ibuku yang rambutnya berkeringat saat tidur, yang melihat bunga mawar di halaman, dan yang menggendong aku di tepi buaian.
Aku tahu ayahku memotong foto itu dan aku hanya bisa melihat setengah wajah ibuku dan bahunya yang licin telanjang dan lengannya terentang ke arah aku.
Bagaimanapun ayahku tidak akan membiarkan aku melihat foto yang asli, jadi aku tidak bertanya. Aku hanya berkata, "Bolehkah aku cetak foto dalam album ini? Dan letakkan di ruang tamu agar kamu dan aku bisa melihatnya."
Ayahku mengangguk dan menasihat, "Tapi jangan beritahu Paman Tankunmu dan orang lain ya."
Pada hari ulang tahun yang pada kelas 2 SMP itu, aku mendapat surat di pagi hari seperti biasa, membacanya dan memberikannya kepada ayahku. Ayahku sedang memasak kari di dapur. Melihat aku datang dengan surat itu, ia buru-buru membersihkan tangannya dengan celemeknya dan membaca surat itu bersandar pada meja masak.
Pada awalnya reaksinya seperti sebelumnya, dengan tatapan lembutnya yang biasa.
Aku tahu ayahku memotong foto itu dan aku hanya bisa melihat setengah wajah ibuku dan bahunya yang licin telanjang dan lengannya terentang ke arah aku.
Bagaimanapun ayahku tidak akan membiarkan aku melihat foto yang asli, jadi aku tidak bertanya. Aku hanya berkata, "Bolehkah aku cetak foto dalam album ini? Dan letakkan di ruang tamu agar kamu dan aku bisa melihatnya."
Ayahku mengangguk dan menasihat, "Tapi jangan beritahu Paman Tankunmu dan orang lain ya."
Pada hari ulang tahun yang pada kelas 2 SMP itu, aku mendapat surat di pagi hari seperti biasa, membacanya dan memberikannya kepada ayahku. Ayahku sedang memasak kari di dapur. Melihat aku datang dengan surat itu, ia buru-buru membersihkan tangannya dengan celemeknya dan membaca surat itu bersandar pada meja masak.
Pada awalnya reaksinya seperti sebelumnya, dengan tatapan lembutnya yang biasa.