(下)SURAT KETUJUHBELAS (第十七封来信)(11)
Waktu ayahku menarik pelatuknya, Paman Tankun melangkah ke depan dan menutupi telingaku dengan tangannya.
Dalam kediaman, aku mendongak dan melihat wajahnya penuh air mata.
Pada hari itu ayahku menggendong aku pulang ke rumah, aku berdiri di depan pintu kamar mandi sambil melihatnya mencuci tangannya sesudah menyeka darah dari wajahnya dengan pelan-pelan.
"Mau mie instan tidak?" Ayahku bertanya kepada aku.
Aku menggelengkan kepala dan mengangguk lagi.
Maka ayahku membikin dua mangkuk mie. Aku makan setengah mangkok dan dia makan satu setengah mangkuk.
Dalam kediaman, aku mendongak dan melihat wajahnya penuh air mata.
Pada hari itu ayahku menggendong aku pulang ke rumah, aku berdiri di depan pintu kamar mandi sambil melihatnya mencuci tangannya sesudah menyeka darah dari wajahnya dengan pelan-pelan.
"Mau mie instan tidak?" Ayahku bertanya kepada aku.
Aku menggelengkan kepala dan mengangguk lagi.
Maka ayahku membikin dua mangkuk mie. Aku makan setengah mangkok dan dia makan satu setengah mangkuk.